ingin memahami bagaimana pengaruh partisipasi karyawan mempengaruhi slack anggaran? baca artikel berikut,,,susunan karya saya... semoga bermanfaat, ☺
PERILAKU MENYIMPANG PENYUSUN ANGGARAN
INDIRA ANGGUN RAHMAWATI
C1C010075
JURUSAN AKUNTANSI,
FAKULTAS EKONOMI, UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah perusahaan. Anggaran dikatakan sebagai komponen penting, karena anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan perusahaan secara lebih efektif dan efisien.
Sebagai alat perencanaan, anggaran merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh para manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu pada masa yang akan datang. Dengan adanya sasaran target yang harus terpenuhi, penyusunan anggaran umumnya melibatkan bawahan. Keterlibatan ini, disebut pula sebagai bentuk partisipasi anggaran. Partisipasi karyawan dalam penyusunan anggaran.
Selain fungsi perencanaan, anggaran merupakan fungsi pengendali. Disini anggaran dibuat agar manajer dapat bekerja efisien serta efektif sehingga terget dapat terpenuhi.
Adanya sasaran target yang harus dipenuhi, dan anggaran yang kelak akan menjadi alat evaluasi kinerja manajer. Tidak mengherankan, jika dalam praktek penyusunan anggaran. Seringkali terjadi penyimpangan penyusunan anggaran. Penyusun anggaran ini, membuat anggaran yang tidak sebenarnya. Harapannya, agar kinerja penyusun anggaran terlihat bagus, karena mampu mencapai sasaran.
Perilaku perilaku penyusun anggaran yang menyimpang inilah, yang membuat akuransi dari anggaran suatu perusahaan dipertanyakan.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas ialah :
- Apakah dengan adanya partisipasi anggaran, meningkatkan penyimpangan dalam penyusunan anggaran?
- Apakah sulitnya mencapai target perusahaan, menyebabkan penyusun anggaran melakukan tindakan menyimpang?
- Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini yakni :
- untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh partisipasi anggaran terhadap perilaku menyimpang penyusun anggaran.
- Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Budgeting.
- Untuk melengkapi nilai tugas Budgeting.
BAB II
PEMBAHASAN
- Definisi Budgeting
Business Budget atau Budget (Anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. (Munandar, 2001).
Sedangkan menurut Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai berikut "…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu."
Pengertian anggaran menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1989), adalah sebagai berikut: “Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”.
Menurut Mulyadi (1993), anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diperhitungkan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya kondisi perusahaan.
Sedangkan defenisi anggaran menurut R.A.Supriyono (2000:40), “Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun”.
Dari beberapa definisi tersebut, secara keseluruhan anggaran (budgeting) merupakan perencanaan dalam hal keuangan untuk periode di masa depan. Karena, budgeting merupakan perkiraan. Maka, di masa depan setelah anggaran tersebut terealisasi, harus dibuat Laporan Anggaran.
Laporan anggaran (Anggaran Report), yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran, yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara anggaran dengan realisasinya itu, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik penyimpangan yang bersifat negatif (merugikan). Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan dan beberapa tindakan lanjut (follow up) yang segera perlu dilakukan.
- Penyusunan Anggaran (Budget)
Tugas penyusunan budget merupakan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi perusahaan. Namun demikian tugas penyusunan budget selanjutnya dapat didelegasikan kepada bagian yang terkait pada perusahaan. Berikut ini beberapa bagian yang dapat memperoleh pendelagasia penyusunan budget:
- bagian administrasi (bagi perusahaan kecil) , karena seluruh data aktivitas perusahaan baik produksi, pemasaran maupun yang lainnya terkumpul pada bagian ini.
- panitia budget (bagi perusahaan besar), terdiri dari pimpinan dan wakil masingmasing bagian terkaita.
Budget yang selesai disusun baik oleh bagian administrasi maupun panitia budget (tergantung organisasi perusahaan), disebut sebagai draft budget (rancangan budget), sedangkan apabila rancangan tersebut telah diserahkan,disetujui dan disahkan oleh pimpinan teritnggi perusahaan disebut sebagai Budget yang definitif.
Seorang manajer dalam menyusun rencana untuk kegiatan perusahaannya, memperkirakan berapa volume output yang akan dapat dijual, berapa rupiah yang akan diterima dari penjualan itu, berapa volume yang harus diproduksi agar sesuai dengan rencana penjualan, berapa inventory yang harus disisakan, berapa volume bahan mentah yang digunakan dan sebagainya.
Kompleksitas target yang harus dipenuhi tersebut, kadangkala menimbulkan kebingungan, stress, yang pada akhirnya membuat karyawan menempuh jalan pintas, dengan menciptakan slack anggaran.
- Pemicu Perilaku Menyimpang
- Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan karyawan secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka (Brownell, 1982).
Partisipasi anggaran adalah tahap partisipasi pengurus dalam menyusun anggaran dan pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban. Partisipasi anggaran ini merupakan proses partisipasi individu akan dinilai dan mungkin diberi penghargaan atas prestasi mereka pada tujuan yang dianggarkan, dan mereka terlibat dalam proses tersebut dan mempunyai pengaruh pada penentuan tujuan tersebut.
Dengan adanya banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan, kadang kala menciptakan perilaku menyimpang. Yang pada akhirnya menimbulkan slack anggaran.
Slack anggaran adalah perbedaan antara anggaran yang dinyatakan dan estimasi anggaran terbaik yang secara jujur dapat diprediksikan. Manajer menciptakan slack dengan mengestimasikan pendapatan lebih rendah dan biaya lebih tinggi. Manajer melakukan hal ini agar target anggaran dapat dicapai sehingga kinerja manajer terlihat baik.
Karakter alamiah manusia yang senantiasa ingin terlihat baik, sering memicu penyusun anggaran bersikap menyimpang. Hal ini dilakukan untuk berbagai tujuan pribadi. Umunya untuk terlihat bahwa manajer beserta bawahannya memiliki kemampuan baik karena target dapat terpenuhi.
Selain itu, evaluasi dengan membandingkan antara anggaran dengan realisasi. Sering dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan karyawan. Baik karyawan, yang mampu berproduksi diatas anggaran (melampaui target) akan mendapat kompensasi. Iming-iming kompensasi ini, cukup mempengaruhi penyusun anggaran melakukan penyimpangan dalam penyusunan anggaran.
- Dampak Terhadap Akurasi Budget
Perilaku menyimpang yang menyebabkan terjadinya slack anggaran ini, dilakukan dengan mengecilkan perkiraan pendapatan yang mungkin akan tercapai, dan membesarkan biaya yang mungkin akan dikeluarkan. Akibatnya, anggaran tidak memiliki informasi yang sebenarnya. Padahal, salah satu manfaat disusunnya laporan anggaran adalah untuk pihak internal perusahaan. Yang pada akhirnya akan digunakan sebagai alat evaluasi kinerja perusahaan, dan menjadi dasar pertimbangan kebijakan dan keputusan di masa depan.
Slack anggaran ini menyebabkan informasi yang seharusnya tersedia, menjadi buram, palsu, dan tidak nyata. Karena, informasi keuangan dalam anggaran sudah dimanipulasi oleh para penyusun anggaran “nakal” yang menginginkan keuntungan pribadi.
- Upaya Mengatasi Perilaku Menyimpang
Guna menghindari perilaku menyimpang tersebut, ada kalanya perusahaan dalam mengukur kemampuan karyawan tidak hanya dari ketercapaian target dalam anggaran. Hal ini, untuk menghindarkan adanya manipulasi karyawan terhadap anggaran, yang kemungkinan terburuk menimbulkan terjadi Slack Anggaran.
Perlu dikembangkan rasa memiliki terhadap perusahaan bagi karyawan, sehingga hal-hal yang dapat merugikan perusahaan dan menguntungkan karyawan dapat dihindarkan. Maka, penting dipupuk adanya komitmen organisasi pada diri karyawan perusahaan.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dilakukan diatas, terlihat jelas bahwa, adanya keinginan karyawan terlihat baik dalam memenuhi target perusahaan menyebabkan terjadinya slack anggaran.
Selain itu, dalam penyusunan anggaran yang melibatkan para karyawan, besar kemungkinannya menciptakan slack anggaran pula. Karena, dalam penyusunan tersebut, diwarnai dengan berbagai kepentingan pribadi. Yang pada umumnya mengenai ketercapaian target, sebagai bukti kemampuan karyawan.
- Saran
Sebaiknya, untuk perusahaan dalam menilai kemampuan karyawan, tidak hanya semata dari pencapaian target pada anggaran. Tetapi lebih kompleks dari itu. Sehingga, keinginan untuk memanipulasi anggaran, dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
Dunk, Alan S. (1993). The Effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack.
Munandar, M. 2001. Budgeting: Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Supriyono, R.A. (2004). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Keinginan Sosial Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran dengan Kinerja Manajer. SNA VII, 598-615.